“Mi, boneka ini buat Aura aja ya!” Ini sudah kali ketujuh Khanza memohon ke Ummi. Boneka panda warna merah muda dengan bulu-bulu lembut dan halus kini ada di gendongannya.
Ummi tersenyum, kemudian berkata, “kenapa harus boneka?”
“Caca kemaren ngasih boneka,” jawab Khanza polos. Dia ingin sama seperti Caca memberikan apa yang terbaik yang dia punya. Seperti pesan bunda Leni, guru di kelasnya.
“Ngasih orang itu, harus yang baik dan bagus ya. Jangan yang rusak,” begitu pesan bunda Leni kemarin. Nasehat itu selalu terngiang di benak Khanza. Hal tersebut disampaikan bunda Leni, agar siswanya mau membantu Aura. Aura adalah teman sekelas Khanza di kelas B3.
Tiga hari lalu rumah Aura kebakaran. Semua perabot rumah mereka habis. Buku tulis, pakaian sekolah, boneka, mainan, dan seluruh isi rumah hangus terbakar.
Karena itu, Bu lena mengajak murid-muridnya untuk membantu Aura. Boleh buku tulis, uang, pensil, mainan, atau apa saja. Begitu pesan bunda Leni. Khanza ingin memberikan Boneka Panda kesayangannya.
Ummi sebenarnya ngasih izin, kalau saja Boneka itu tidak disukai oleh Nayya, adik Khanza.
Beberapa hari lalu, Nayya mau pinjam boneka itu. Tapi Khanza gak mau ngasih. Setelah dibujuk, baru dipinjamkan sama adiknya. Itu pun gak boleh lama.
Hanya sepuluh menit. Nayya belum puas bermain, saat boneka Panda itu harus berpindah tangan kepada kakaknya.
Ummi belum punya uang untuk beli boneka baru. Harganya lumayan mahal.
Nah, kini tiba-tiba boneka itu mau dikasih sama Aura.
“Ayuk, ngasih pensil warna aja ya,” bujuk Ummi. Ummi dan Abi memang menyapa dan memanggil Khanza dengan sebutan Ayuk sejak adiknya lahir.
“Bonekanya buat adek Nay aja, kalau Ayuk gak suka lagi,” jelas Ummi.
“Aku masih suka kok, Mi,” jawab Khanza.
“Terus kenapa mau dikasih?”
“Caca ngasih boneka.”
“Iya, kalo Caca udah ngasih boneka, berarti Ayuk kasih pensil warna aja.”
“Kenapa?” Tanya Khanza polos.
“Biar Aura ada pensil warnanya buat mewarnai. Biar bisa ikut lomba mewarnai lagi bareng Ayuk.” Setelah berpikir sejenak, akhirnya Khanza menangguk. Ummi lega. Nayya meloncat-loncat saat dikasih boneka sama Ayuknya.
“Nanti sore kita ke toko buku ya. Kita beli pensil warna,” Janji Ummi.
Khanza mengangguk. Dia ikut senang melihat adiknya kegirangan. Dia juga senang bisa membantu Aura.
Cerita yang sederhana tapi bermakna.
Mokasi kak. Excited banget dikomen sang master.
Cernak itu harusnya memang begini, ya? bahasanya ringan, bahasa anak-anak. Sederhana, tapi pesan moralnya dapat. Pengen nulis cernak juga
Waduh ini master 1 lagi. Makasi uda sdh komen. Kayaknya ini bukan pertanyaan deh…:)
Mungkin kak Elzam atau kak Mimin yg akan memberikan tanggapan🙏
Keren cernaknya👌👌👍👍
Tks yuk Maya…