Bunda Shapire Kenapa?

0
56

Hari Minggu pagi, Bunda sedang menjemur pakaian di teras samping tempat parkiran mobil. Pakaian hari ini tidak sebanyak kemarin, karena cucian Bunda tidak menumpuk seperti sebelumnya.

Selagi Bunda sedang menjemur pakaian, Shapire tengah bermain masak-masakan di depan teras. Hari ini Shapire ingin membuat nasi goreng berbahan pasir dan mi goreng berbahan sisa sayuran yang diberikan Bunda tadi. Shapire suka bermain masak-masakan begini, meski harus bermain sendirian. Biasanya ketika Bunda tidak sibuk, Bunda juga akan ikut bermain dengan Shapire, kok. Kalau Bunda sudah bergabung begitu, Shapire akan merasa sangat senang karena bermainnya semakin asyik.

“Nanti dibereskan lagi, ya, Sayang, masak-masakannya!” kata Bunda mengingatkan Shapire.

Shapire hanya bisa mengangguk tiap kali Bunda mengatakan itu saat dia sedang bermain. Bunda mengajarkan Shapire untuk selalu membereskan semua mainannya. Ketika Shapire bermain boneka di kamar, puzzle di ruang tamu, atau masak-masakan di teras rumah, Bunda ingin Shapire menjaga barang-barang miliknya dengan cara membersihkan dan menaruhnya kembali di tempat semula.

Bunda mengajarkan Shapire untuk merawat barang miliknya dan menjaga kebersihan. Kalau Shapire menuruti nasihat Bunda ini, Shapire sekaligus membantu Bunda untuk meringankan pekerjaan rumah. Bunda jadi tidak perlu menyapu rumah setiap kali Shapire mengotori lantai dan membereskan mainan-mainan yang berserakan di mana-mana. Jadi, Shapire tidak membuat Bunda kelelahan karena terus bekerja membereskan rumah.

Pagi ini langit cukup mendung, sehingga Bunda tidak bisa menjemur pakaian di halaman rumah. Jadi, Bunda hanya bisa menjemur di dalam teras karena takut pakaiannya terkena hujan nanti. Untunglah di teras samping rumah sudah ada jemuran yang terbuat dari besi, sehingga bisa digunakan Bunda untuk mengeringkan pakaian yang masih basah seperti sekarang.

“Paket!”

Tiba-tiba, Bunda dan Shapire mendengar ada teriakan dari depan rumah. Bunda yang mendengar itu langsung berlari masuk ke rumah diikuti oleh Shapire yang juga penasaran.

Bunda tidak langsung menuju ruang tamu karena Bunda masih sibuk memakai jilbabnya. Barulah setelah jilbab Bunda dipakai dengan rapi, Bunda membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

Shapire yang melihat Bunda berlari dan memakai jilbab sebelum membuka pintu hanya bisa menunjukkan wajah penuh heran. Menurut Shapire, kenapa Bunda harus berlari mengambil jilbab? Kan, Bunda bisa langsung saja membuka pintu!

Saat di depan rumah, ternyata yang datang Om pengantar paket. Kali ini paket yang datang hanya satu berukuran kecil, mungkin ini paket yang dibeli Bunda waktu itu, isinya ada lipstik Bunda.

Saat sudah kembali masuk ke rumah, Shapire baru bisa bertanya soal tadi, “Bunda, kenapa Bunda lari ambil jilbab? Kasihan omnya nungguin Bunda, lho!” katanya protes.

Bunda langsung melihat Shapire dengan tersenyum, “Kalau sudah dewasa, perempuan itu harus pakai jilbab kalau keluar rumah, Sayang!” jelas Bunda dengan lembut.

Shapire mengerutkan dahinya karena heran. “Memangnya kenapa, Bun?” tanyanya kembali bingung.

Bunda membawa Shapire untuk duduk di ruang TV agar bisa mengobrol dengan leluasa, kemudian menjawab pertanyaan Shapire barusan, “Karena itu kewajiban muslimah untuk menutup aurat, Sayang. Jadi, kita jangan sampai kelihatan rambut dan aurat lainnya. Makanya Bunda pakai gamis di rumah dan jilbab kalau keluar rumah,” jelas Bunda dengan panjang.

“Tapi, tadi Bunda tidak pakai jilbab!” koreksi Shapire dengan segera.

“Iya, kalau di rumah cuma ada Shapire dan Papa, Bunda bisa lepas jilbab. Tadi, kan, Bunda cuma di teras rumah, tempat tertutup. Jadi, Bunda bisa lepas jilbabnya. Kalau ketemu orang, misalnya Om kurir tadi, baru Bunda harus pakai jilbab!” Bunda kembali menjelaskan jawaban atas keheranan Shapire tentang tindakan Bunda tadi.

Shapire memang masih kecil. Di umurnya yang baru menginjak empat tahun ini, Shapire cukup bawel dalam kesehariannya. Segala sesuatu yang bisa dipertanyakan oleh Shapire akan langsung ditanya hingga Bunda dan Papa terkadang kewalahan untuk menanggapinya. Namun, Bunda dan Papa akan berusaha untuk menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui Shapire. Bagaimanapun juga sifat ingin tahu yang tinggi dari Shapire ini ada bagusnya juga, kok.

Shapire mengangguk-anggukan kepalanya karena sudah paham maksud Bunda, tetapi dia kembali bertanya dengan kepo, “Kalau tidak pakai gimana, Bunda?”

Bunda tersenyum sambil mengusap rambut keriting Shapire. Anak Bunda ini memang memiliki jiwa penasaran yang tinggi terhadap sesuatu yang mengganggu pikirannya, termasuk soal jilbab Bunda barusan.

“Bunda akan mendapat dosa kalau auratnya kelihatan, Sayang. Bunda, kan, tidak mau menambah dosa. Makanya Bunda harus ikut perintah Allah!” jelas Bunda lagi.

“Berarti Shapire berdosa, dong?” celetuknya yang membuat Bunda tertawa pelan.

“Shapire, kan, masih kecil. Jadi, Shapire belum punya kewajiban untuk menutup aurat. Tapi, Shapire akan mendapat pahala kalau pakai jilbab, Sayang!” Bunda menjawab dengan suara yang sangat lembut.

Shapire yang mendengar itu langsung senang, matanya berbinar seakan-akan mendapatkan hadiah. “Shapire mau dapat pahala, Bunda!” serunya dengan riang.

Bunda mengangguk mantap, “Shapire bisa belajar pakai jilbab dulu mulai sekarang biar nanti waktu sudah besar jadi terbiasa dan bisa menjalankan perintah Allah!” sahut Bunda dengan senang.

Shapire langsung mengangguk mantap karena mengerti ucapan Bunda barusan. Shapire bertekad akan belajar memakai jilbab mulai sekarang agar bisa istikamah ketika dewasa nanti.

Sebenarnya, Bunda juga sering memakaikan Shapire jilbab. Tetapi, Shapire hanya memakainya kalau ingin saja, itu juga kalau keluar rumah. Biasanya Shapire pakai jilbab kalau ingin ke rumah Kakek dan Nenek, ke pengajian Bunda, atau pergi bersama Papa saja. Selebihnya, Shapire juga kurang suka karena merasa kepanasan setiap kali memakai jilbab saat cuaca terik. Namun, ketika sudah tahu memakai jilbab mendapat pahala dan diharuskan ketika besar nanti, Shapire menjadi sangat mau memakainya. Bagaimanapun juga Shapire ingin masuk surga nanti bersama Bunda dan Papa. Shapire tidak ingin menambah dosa seperti kata Bunda tadi. Shapire akan menjadi senang kalau bisa mendapat banyak pahala nanti!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here