Misteri Langit
Jiwa hampa mengembara
Menelisik sisi langit
Mengiba pada pujangga ‘iliyyin,
dengan tinta apa kuraih surga?
Lalu bertanya pada penjaga sijjin,
dengan air mata apa kuhapus dosa?
Tanah Karta, 5 Maret 2021
Di Samping Kayu Pusara
Gadis kecil bersimbah peluh
Kaki lunglainya lemah bersimpuh
Di dalam hati yang tak ternoda
tergores luka basah yang masih merah
Dalam bulir air matanya
Tersimpan tanya
Tentang apa sebenarnya yang terjadi
Mungkin ia belum sepenuhnya mengerti
Ia hanya tau
Separuh jiwanya tak bisa lagi disapa
Ia gadis yang dirundung kesah
Orang-orang menatap resah
Tiada tau cara obati luka basah
Gadis kecil dihuyung rindu
Bahunya retak-retak terdepak lara
Wajahnya menghitam diterpa jelaga
Gadis sekecil itu coba meramu rasa
Sang gadis masih meratap
Menatap kayu pusara yang menancap
Tangan ringkihnya gemetar meraba masa
yang tiba-tiba tiada tanpa aba-aba
Ia coba kumpulkan puing hati
Mencoba memahami apa yang terjadi
Lalu berkata
“Adikku sudah di Syurga”
Kartasura, 2 Juni 2020
Kelakar tanpa Ingar: Engkau
Aku tidak tuli. Aku adalah
orang yang mampu berdamai
dengan sunyi.
Aku bukan tak bisa
mendengar. Aku manusia
yang memahami kelakar
meski tanpa hingar.
Aku bukan tak bisa
menyapa. Aku adalah
manusia yang mampu
bersua tanpa kata.
Tanah Karta, 5 Agustus 2021
Penulis: Iffah Diharja
♥️♥️♥️