Suasana Aula Dinas Pekerjaan Umum Pemerinta Kota Blitar terasa agak berbeda dengan biasanya. Hari itu, Jumat 16 Februari 2024, sejumlah 52 siswa perwakilan dari 26 SMP/MTs se Kota Blitar duduk dengan terbit di dalam aula kantor yang asri dan indah bernuansa bangunan tua era kolonial. Separuh lebih dari peserta adalah siswa puteri, seakan menjadi legitimasi bahwa acara-acara literasi kebanyakan memang lebih disukai kaum Hawa. Wajah mereka tampak cerah dan antusias mengikuti acara Pelatihan Menulis Feature yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Blitar.
Hadir sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut dua pembicara yang sudah cukup lama malang melintang dalam dunia kepenulisan dan literasi, yaitu Sinta Yudisia Wisudanti dan Afifah Afra. Sinta Yudisia adalah ketua Umum Forum Lingkar Pena periode 2013-2017 dan sekarang menjadi wakil ketua Dewan Pertimbangan Forum Lingkar Pena. Beliau tampil di sesi pertama membawakan tema tips menulis feature. Dalam pemaparannya, Mbak Sinta menerangkan bahwa feature adalah berita khas, sebuah karya bermuatan jurnalistik, dan tentunya bukan fiksi. Namun pemaparannya lebih santai, ringan, dan seperti menulis fiksi.
Sementara, pembicara kedua, Afifah Afra yang juga CEO PT Indiva Media Kreasi dan Pimred fiksiislami.com memaparkan dengan cukup detil namun ringkas, tentang tips menggali data. Data merupakan ruh dalam tulisan. Saat membuat tulisan apapun, apalagi feature, yang merupakan karya jurnalistik, data sangat penting, agar tulisan kita dipercaya oleh pembaca. Berbeda dengan karya fiksi, sebuah karya jurnalistik tidak boleh mereka-reka atau berfantasi. Karena itu, data merupakan hal yang sangat mendasar. Mbak Afra juga menjelaskan bagaimana cara mencari data dan tahapan-tahapannya, salah satunya tips melakukan wawancara terhadap narasumber.
Setelah kedua narasumber memaparkan materinya, tibalah sesi yang sangat seru, yaitu diskusi. Saat dibuka diskusi, banyak sekali yang tunjuk jari, namun karena waktu terbatas, hanya beberapa yang Salah satu peserta, Hendy Perdana Putra, dari SMP 5 menanyakan tentang bagaimana membedakan antara artikel hoax dan yang bukan hoax. Mbak Afra menjawab dengan mengambil analogi ilmu hadist, yaitu matan dan sanad. Matan adalah konten, apakah kontennya masuk akal? Sanad ada jalur periwayatan. Dari mana sumber informasi tersebut? Apakah dari sumber yang jelas, terpercaya, dan memiliki reputasi baik? Jika matan dan sanad baik, sebuah hadist dinyatakan shahih. Jika konten tidak masuk akal dan sumber tidak bisa dipercaya, maka sebuah informasi sangat mungkin merupakan sebuah hoax.
Jesica, dari SMP 1 Blitar juga menanyakan bagaimana tips menjadi penulis. Mbak Sinta menjawab bahwa membaca merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk membuat seseorang menyukai kepenulisan dan akhirnya menjadi penulis. “Kalau kita suka membaca, lama-lama kita akan menjadi seorang penulis.”
Acara yang dimulai tepat jam 08.00 WIB itu dibuka oleh Bapak Syahbana dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Blitar, dan ditutup oleh MC Rantau Anggun pada jam 10.30. Para peserta tampak sangat antusias dan tertarik mengikuti acara yang berlangsung selama 2,5 jam tersebut.