Keandalan menulis sebagai salah satu proses terapi untuk jiwa kembali mendapatkan dukungan dari para ilmuwan. Salah satunya dari Dr. Eny Purwandari, S.Psi, M.Si. Sosok yang sehari-hari menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu memaparkan sebuah fakta unik, bahwa menulis adalah sebuah terapi. Menulis bisa digunakan sebagai salah satu cara manajemen stres, bahkan juga bisa mengubah sebuah tantangan menjadi peluang. Misalnya, orang-orang yang ada permasalahan dalam hidupnya, biasanya dia akan tenggelam dalam kesedihan mendalam, bahkan berpeluang besar terkena depresi. Namun, dengan menulis, dia akan bisa menangani stres tersebut, dan jika kemampuan menulisya terus dilatih, lambat laun dia akan memiliki keterampilan kepenulisan yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Faktanya, memang telah banyak penelitian yang memperlihatkan adanya korelasi positif antara menulis dengan kesehatan mental. Bu Eny sendiri juga sudah memiliki beberapa riset tentang terapi menulis. Tesis S2 sosok yang saat ini menjabat sebagai Kepala Program Studi Magister Psikologi UMS ini bertemakan pengaruh menulis pengalaman emosional pada remaja yang mengalami rehabilitasi adiksi Napza.
Pemaparan Bu Eny disampaikan saat mengisi Kuliah Umum di Aula Jurusan Arsitektur UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, pada Rabu, 22 Mei 2024 kemarin. Acara tersebut merupakan hasil kerja sama Prodi Arsitektur UIN Ar-Raniry, FLP Wilayah Aceh dan Fakultas Psikologi UMS. Tema yang diambil adalah “Menjadi Mahasiswa Bahagia, Ubah Tantangan Jadi Peluang.” Pada kesempatan tersebut, Bu Eny juga mengajak para peserta untuk praktik menuliskan pengalaman emosi dalam hidupnya.
Acara tersebut dibuka dengan sambutan dari pengurus FLP Wilayah Aceh, Rahmat Aulia, dan sambutan dari Wakil Dekan I Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry, Dr. Yusran, M.Pd. Selain Bu Eny, pembicara kedua adalah Afifah Afra, yang juga merupakan Pimpinan Redaksi Fiksi Islami, sekaligus Mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena periode 2017-2021 dan saat ini menjadi anggota Dewan Pertimbangan FLP Pusat.
Tampil di depan sekitar 100 audien yang terdiri dari mahasiswa UIN Ar-Raniry, anggota FLP Aceh dan masyarakat umum, Afifah Afra menegaskan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas mulia yang merupakan bagian dari visi Rabbaniyyah. Sebab, manusia diberikan tugas berat oleh Allah SWT sebagai khalifatu fil ardhi. Sebagai sarana melaksanakan tugas itu, Allah SWT memberikan ilmu tentang mengelola alam semesta kepada Nabi Adam a.s. yang diberikan secara langsung. Sementara, kepada anak turunan Adam, termasuk kita, ilmu diberikan dengan cara Iqro bismirabbika. Apa yang kita baca? Sebuah tulisan. Tak ada iqro tanpa tulisan. Itulah sebenarnya esensi paling mendasar dari literasi dalam perspektif Islam.
Jika menulis dilakukan secara sungguh-sungguh, sebagai bagian dari proses pelaksanaan misi Rabbaniyah tersebut, kata Afifah Afra, tak hanya kita akan sehat secara mental, tetapi juga akan mampu menjadi sosok berintegritas yang mampu meraih kebahagiaan bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
MasyaaAllaah…that’s right….btulll bangetsss
Alhamdulillah… ilmu yang sangat bermanfaat