Lorong Gelap
Hidup itu
Seperti dalam lorong gelap
yang tak nampak apa apa
kecuali gelap
Sejenak
Seperti dalam lorong gelap
tak peduli apa-apa
kecuali cahaya harap
Seperti dalam lorong gelap
walau penuh tanya
satu harap terdekap
Hidup
Seperti dalam lorong gelap
dirimu
yang berjalan menuju
Dia
Hanya Dia kau lihat
Antara kau dan Dia
Hidup itu
Bantul, 3 Maret 2014
Kepulanganmu
Melipat jarak
Aku dan kamu
Melipatgandakan
Kebahagiaan
Mengembus semilir
Di puncak siang
Meniup debu
Di daun cermin
Membuka samar
Menjadi terang
Menghapus surat-suratku
Dari kecemasan
Membersihkan dinding kamarku
Dari kata-kata lalu
Menarik tali waktu
Kepada ujungnya
Menanti yang satu
Serasa beribu
Tiba-tiba aku terpaku
Kepulanganmu
Hanya tinggal menunggu detik
Yang sudah miliaran kali kuhitung
Kamu mungkin tiba di depanku
Tanpa salam tanpa sepatah ucapan
Tanpa senyum kelegaaan
Dan pekerjaan kita kembali seperti semula
Menghitung detik yang kembali bergerak maju
Tak bosan-bosan, hingga ribuan, jutaan, hingga miliaran.
Jakarta, 28 Maret 2016
Di Jantung Mimpi
Lalu lalang kehidupan
Ibarat jalan raya
Bernapas adalah benci hingga cinta
Yang kuhirup beribu dalam satu detik saja
Sesak dada oleh rasa
Kerdil, gelisah, kuat, takut, murung, bahagia, horor, hina, mengutuk, tertawa, menangis, senyum, tenang, diam, lelah
Beranak pinak dan saudara
Lalu kembali lagi berputar,
tak tentu arah dan urutan
Tanpa kau tahu
Tak perlu tahu
Banyak malaikat datang menghapus luka yang nganga
Memegang tangan yang dingin dan bergetar
Menghapus air mata yang jatuh tanpa permisi
Mendekap tubuh jongkok memeluk lutut di sudut kamar gelap
Memompa jantung yang hampir berhenti detaknya
Melambungkan tawa ke udara mengangkasa
Memberi rona di relung dada membahana
Malaikat sedingin mentari
tinggal di setiap cuaca
Tanpa satu pun detaknya
sampai di langitmu
Memang ada masa
Terkuat dan terlemah seorang hamba
Sengaja ditunjukkan
Berputar dalam permainan daya upaya
Meski bukan dia penentunya
Sebongkah hati yang logam terus berlayar kepada mungkin
Maka banyak pertanyaan sementara tak butuh jawaban
Pejalan yang tak bosan-bosan lelah dan tersasar
Kegundahan adalah kekuatannya menjadi besar
Hingga habis lelah, hingga kenyang payah
Setiap pergantian siang dan malam
Di jantungnya ada cita dan tujuan
Mimpi indah yang terlalu sulit untuk berakhir
Bantul, 14 April 2017
Di Surga Mana
Hidup mungkin memang sederhana
Jika cukup terwakili dengan tanya
Bagaimana aku bisa mencintai-Mu?
Dengan cinta yang sebenar-benar artinya
Bagaimana aku bisa merindu hanya Engkau?
Dengan rindu yang serindu-rindunya
Aku makhluk kerdil yang terus-terusan dipeluk cahaya
Tapi tak pernah membalas dengan peluk yang pantas
Rabbi, di surga mana
Akan Kau berikan untukku?
Adakah itu?
Bantul, 5 September 2018