Puisi-Puisi untuk Istri

0
22

BIDADARI BERNAMA ISTRI

Konon kabarnya setiap lelaki di surga mendapatkan bidadari,
Apakah sebenarnya mereka itu? Kenapa lelaki perlu diimingi bidadari?
Padahal konon kecantikan mereka tidak dapat dibayangkan
Kenapa menjanjikan yang tak terbayangkan?

Konon satu di antara bidadari itu adalah istri
Istri yang menemani
sehidup semati,
sependeritaan semimpi,
Sebahagia sesakit hati.

Bidadari bernama istri itu
jelas di mata, terang di hati
Bertemu di rumah sehari-hari
Bepergian bersama berulang kali
Tak luput, kerja pun kadang mengikuti.

Bidadari bernama istri itu
Tak sungkan memarahi
Tak takut menjalankan visi.
Anak dan suami
Sehari-hari, berhari-hari, berkali-kali, berjuta-juta kali,
Ada dalam pikiran
Hingga kadang sulit makan
Tak nyenyak mata dipejamkan.
Ia membersamai
bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun,
Hingga wajar, selalu ingat ulang tahun.

Kalau lah ada yang paling nyata dari bidadari
Harta dan perhiasan paling berharga seorang lelaki
Tak tergantikan dengan seluruh isi langit dan bumi
Itulah dia yang bernama istri.

Yogyakarta, 23 April 2021

HARI-HARI MENJELMA PUISI

Aku termangu dalam upaya menemukan kata-kata,
Mereka bersayap, terbang menjauh, menghilang dari cakrawala,
Meninggalkanku kebingungan merangkai cerita kita.

Cerita saat kita menertawakan takdir yang lucu,
Cerita saat kita (kau, tepatnya…) menangisi hari yang pilu,

Cerita saat kita (ya, ini memang terkadang aku, terkadang kau) marah, dengan emosi yang memuncak meledak-ledak, lalu diredam dengan aku dan kau, terpaksa dan legawa, memohon maaf dan mengaku.

Cerita tentang senyuman manis, muka masam, mata sembab, tulang lepas, mata hitam, perut bundar, waktu sulit, waktu bahagia.

Kata-kata dan cerita dari hari-hari yang kita lalui
Telah dan esok hari,
Dan esoknya lagi,
Dan esoknya lagi,
Dan esoknya lagi.

Sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh,
Berpuluh-puluh tahun lagi dari hari-hari.

Ah,
Voila, kutemukan kata-kata yang dicari,
Mereka bersama kita di sini pada hari-hari,
Telah menjelma berwujud puisi.

Palangkaraya, 24 April 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here