Diksi yang baik adalah salah satu kunci tulisan yang baik, terlebih jika tulisan kita bergenre fiksi, lebih khusus lagi cerpen. Seringkali, diksi yang pas, akan membuat cerita menjadi semakin menarik dan enak diikuti. Diksi adalah pilihan kata-kata untuk menggambarkan deskripsi serta jalan cerita, sehingga akan diperoleh suasana atau emosi yang paling tepat sesuai dengan tujuan kita menulis cerita tersebut. Diksi tak selalu berorientasi kepada keindahan, namun yang paling penting, diksi yang baik adalah yang mampu menggambarkan jalannya cerita dengan baik. Bagaimana tips memilih diksi yang baik?
Pahami Karakter dan Genre Cerita Kita
Cerpen bernuansa misteri tentu berbeda dengan cerpen bernuansa humor. Cerpen yang surealis, berbeda dengan cerpen yang realis. Pilihlah kata-kata yang paling pas untuk menggambarkan cerita kita memiliki suasana seperti apa, serta genre seperti apa. Genre cerpen populer tentulah membutuhkan kata-kata yang lebih gaul atau mudah dipahami, sementara cerpen sastra membutuhkan kata-kata dengan kedalaman atau metafora yang kuat.
Gunakan Kata yang Bervariasi dan Tidak Klise
Tentu sangat membosankan jika cerpen sepanjang lima ribu kata, ternyata isinya kata-kata yang terus diulang-ulang, atau juga kata-kata yang klise. Bahkan dalam satu kalimat pun, sebaiknya hindari penggunaan dua kata yang sama. Kita bisa menggunakan sinonim atau variasi kata untuk menjaga agar teks kita menjadi lebih beragam. Lebih baik lagi jika kita menggunakan kata-kata yang jarang dipakai. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia, atau kamus-kamus bahasa lain (jika kita menulis dengan bahasa asing), kita mendapatkan banyak sekali kata-kata, jadi, jangan hanya menggunakan bahasa sehari-hari saja.
Perhatikan Plot Cerita Kita
Memahami plot cerita juga akan membuat kita bisa memilih diksi yang tepat. Saat sedang klimaks, kita bisa pilih kata-kata yang kesannya kuat dan menggugah emosi. Namun, saat antiklimaks dan menuju ending, kita bisa memilih diksi yang lebih tenang, lembut, dan mampu meresap di dalam sanubari.
Gunakan Kaidah Show, Bukan Talk
Dalam jalan cerita yang kita bangun, cobalah gunakan kaidan show, bukan talk. Show adalah menggambarkan adegan dengan kata-kata yang membangkitkan imajinasi pembaca. Gambaran yang kuat dan mendalam dapat membuat cerita lebih hidup dan menarik bagi pembaca. Sedangkan talk adalah sekadar kita mengatakan sesuatu tanpa menggambarkannya.
Gunakan Dialog yang Autentik dan Menarik
Dalam cerpen, kita berhadapan dengan ruang yang sempit dan terbatas. Dialog seringkali tidak hanya digunakan untuk menggambarkan alur cerita, tetapi juga memiliki fungsi lain, salah satunya mencerminkan karakter dan gaya si tokoh. Kita perlu merefleksikan hal-hal tersebut dengan memilih diksi yang pas, sehingga dari dialog tersebut, akan tertebak juga bagaimana karakter si tokoh dan bagaimana karakter tersebut mampu membangun plot dalam cerpen tersebut.
Siapa Target Pembaca Kita?
Siapakah pembaca kita? Anak-anak atau remaja? Masyarakat umum atau segmen khusus? Memahami siapa target pembaca kita akan membuat kita bisa lebih jeli memilih diksi yang pas sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan pembaca kita. Contohnya, jika cerpen kita ditujukan untuk anak-anak, hindari penggunaan kata-kata yang terlalu rumit karena tentu akan menyulitkan mereka.
Nah, itulah beberapa tips memilih kata atau diksi dalam menulis cerpen. Ayo dicoba!