Rangkai Puisi di Subuh Hari

0
112

MENJELANG SUBUH

Hujan yang berjam-jam baru saja reda
mengguyur Surakarta dan sekitarnya
mengguyur orang-orang tercinta
yang terbata tanpa payung mencari tempat bernaung
barangkali di emper toko, di teras ruko, di selasar pasar, atau di hatimu yang janganlah gusar

Aku malu
kelaparan semu menyerangku
aku malu
kelaparanmu lebih nyata dari kelaparan semuku
lebih nyata dari makanan yang sengaja disisakan agar menangis
dan hujan belum benar-benar reda—gerimis
lelapkah tidurmu di sana
atau hanya memejamkan mata
menunggu
sampai subuh membukakan pintu
mempersilakan masuk segala harapan
untuk tidak bangun kesiangan

Surakarta, 2022

SUBUH YANG PINTU

Subuh yang pintu
menguarkan udara jujur serta lugu
seperti puk-puk ibu pada hampir tidurku
serupa suara bapak yang mendongeng tentang kancil, timun, maupun katak

Subuh yang pintu
kula nuwun aku memasukimu
sajakku semoga saja sejuk
sepertimu
pas sesuai masakan ibu
yang pas sesuai pemasukan bapak

Subuh yang pintu
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Surakarta, 2022

BAHASA SUBUH

Pagi ini seperti pagi pada umumnya

pedagang makanan yang buka di tengah malam di pinggir jalan

di pertigaan Kartika Ngoresan

mengukuti dagangannya

disambut pedagang janggelut dan gembukan

Pagi. Matahari sedang on the way kesini

Pedagang makanan

menyerahkan estafet kepedagangannya

kepada penjual gorengan

dan hidup terus berjalan

lanjutkan!

Dan suara sayup seorang tua

terdengar diantar pengeras suara

musala kecil di tengah kota yang kecil juga

suara sayup-sayup itu bahasa menuju telinga

cinta bangun dari tidurnya

Bahasa subuh barangkali bahasa tubuh yang rela

menabung kantuk untuk khusuk yang paripurna

Surakarta, 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here