Gelar Timur Lenk
Timur Lenk adalah seorang penguasa dari bangsa Mongol yang menguasi wilayah Turki. Timur Lenk terkenal kejam dan bengis. Suatu hari, Nashruddin Hoja, seorang sufi yang tinggal di bawah kekuasaan Timur Lenk diajak ngobrol oleh Timur Lenk.
“Wahai Nashruddin, bukankah dahulu para khalifah yang memimpin kerajaan Islam memiliki gelar-gelar tertentu?”
“Tentu Tuanku,” jawab Nashruddin, tanpa rasa takut.
“Gelar mereka selalu ada nama Allah. Ada Al Muwaffiq Billah, Mutawakil Billah, Mu’tashim Billah dan sebagainya.”
“Benar.”
“Aku juga ingin memiliki gelar semacam itu. Apa yang menurutmu pantas untukku?”
Nashruddin berpikir sejenak.
“Menurut saya, gelar yang paling tepat adalah … Na’udzubillah.”
* * *
Baju yang Jatuh
Nahsruddin malam itu dimarahi istrinya, sebab dia pulang terlalu malam. Padahal istrinya sudah memasak makanan kesukaannya.
“Kenapa kau pulang malam sekali? Aku sudah memasak untukmu dengan susah payah, malah kamu kemalaman.”
Mereka pun bertengkar.
Saking galaunya, Nashruddin pun keluar rumah. Ternyata di depan rumah, teman-temannya masih berada di sana. Mereka tidak segera pulang begitu mendengar suara riuh dari dalam rumah Nashruddin.
“Lho, kalian belum pulang?”
“Kami khawatir denganmu, ada apa tadi ribut-ribut di rumahmu? Aku mendengar suara keras dari dalam.”
“Oh, bajuku jatuh menimpa almari,” kata Nashruddin.
“Mengapa baju jatuh saja kok ribut?”
“Tentu ribut, karena di dalam baju itu masih ada tubuhku.”
* * *
Cermin
Suatu hari, Nashruddin sedang berjalan-jalan, dan dia melihat sebuah benda. Benda itu adalah sebuah cermin, tetapi Nashruddin belum pernah melihat cermin, sehingga dia terheran-heran. Dia pun mengambil benda itu dan melihat ke permukaannya.
“Oh, pantas benda ini dibuang. Gambarnya jelek sekali.”
Nashruddin pun membuang cermin itu.
Sumber: Cerita Jenaka Nasruddin Hoja