Catatan: kisah ini benar-benar terjadi!
Kisah sejati ini terjadi pada Wibi, kenalan saya. Alkisah, demi menambah uang saku, karena jatah dari ortu memang ngepres, Wibi memilih berjualan HP second. Dia beli HP dari relasi-relasi, dia upgrade dan perbaiki komponen yang rusak, lalu dia jual di pasar malam di sebuah daerah di kota Solo. Dari satu HP yang terjual, dia bisa mendapatkan keuntungan lumayan.
Nah, suatu hari, dia bertemu pembeli yang gokil dan anehnya minta ampun.
“Mas, ini HPnya bagus banget. Berapa harganya?”
“Lima ratus ribu, Mas. Minat?” Wibi menjawab.
“Anjr**, mahal nian.”
“Ini udah murah lho, Mas. Lha mas mau nawar berapa?”
“Tujuh ratus ribu, ya?”
Sampai di sini, Wibi bengong. Si Mas ini salah dengar atau bagaimana?
“Lima ratus ribu aja kok, Mas.”
“Tujuh ratus ya?β
Wibi kian bengong. Ditatapnya sosok itu. Hm, tak ada tanda-tanda bahwa dia orang yang⦠semisal kurang waras atau kurang sehat.
Si pembeli mengeluarkan tujuh lembar uang seratusan ribu, lalu meraih HP itu.
“Ini uangnya. Deal, ya?”
“Tapi, mas… Harganya kan cuma …”
“Tujuh ratus.”
Wibi pun terpaksa melayani pembeli aneh tersebut. Baru setelah pembeli aneh itu pergi, Wibi terpikir. Jangan-jangan uang palsu? Jangan-jangan penipuan, kok aku lugu banget, sih, pikirnya.
Wibi pun mampir di sebuah toko yang memiliki alat scanning uang palsu.
“Asli kok, Mas…”
Wibi nyengir-nyengir memikirkan transaksi aneh itu. Mungkin ini rezeki anak sholeh, hehe. Nah, sampai sekarang, Wibi belum tahu alasan si pembeli itu melakukan transaksi aneh. Kalau kalian, kira-kira bisa menebak, tidak, alasan si pembeli?
Matematika Dasarnya si Mas pembeli belum khatam keknya.
700.000 < 500.000 dia jawab itu pas ujian dulu ππ