Novel pemenang ketiga Kompetisi Menulis Novel Indiva 2019 ini, berkisah tentang Mukhlis yang tinggal di kampung Pallawa Lipu, nekad menjadi penumpang gelap di sebuah kapal yang disewa Pak RT untuk membawa orang sakit ke kota.
Mukhlis ketahuan, namun kapal tetap harus sampai ke tujuan. Maka, Mukhlis pun mengikuti rombongan sampai ke kota. Malangnya, Mukhlis tertinggal di dermaga karena rombongan itu fokus mengurusi orang sakit.
Di sinilah petualangan Mukhlis dimulai. Petualangan yang menyeretnya ke dalam bahaya, tetapi juga mempertemukannya dengan sahabat-sahabat baru dan beragam warna kehidupan.
Novel setebal 256 halaman ini, setidaknya memiliki 3 (tiga) keunggulan sebagai berikut :
Pertama, deskripsi yang detil, indah, dan bermuatan lokalitas
Inilah kesan yang saya dapatkan sejak membaca lembar pertama novel ini. Penulis mampu merekam 1,5 tahun pengalamannya saat berada di Bontang, Kalimantan, lalu mentransformasikannya ke dalam novel remaja ini.
Tidak hanya latar tempat, tetapi juga latar sosial masyarakat turut mewarnai novel ini, dan menjadi bagian penting dalam petualangan dan konflik yang dialami Mukhlis.
Masalah pendidikan pun turut disinggung penulis, antara lain tentang kondisi pendidikan anak-anak di pulau terpencil yang rata-rata hanya bersekolah sampai SD, dan saat musim melaut datang, anak-anak sering membolos karena diajak orang tuanya melaut.
Kedua, penceritaan yang sederhana, alami dan mengalir
Awal kisah ini dituturkan dengan santai dan fokus pada kisah Mukhlis, keluarganya dan kehidupannya di kampung. Pembaca seakan diajak untuk mengenal sosok Mukhlis dan latar kehidupannya terlebih dahulu.
Ritme cerita mulai meningkat sejak peristiwa Mukhlis menyelinap sebagai penumpang gelap lalu tertinggal di dermaga. Dari titik ini, plot bernuansa ketegangan mulai dibangun penulis dan menyeret pembaca untuk terus mengikuti nasib Mukhlis selanjutnya.
Peristiwa demi peristiwa dituturkan penulis dengan gaya penceritaan yang mengalir, tidak terburu-buru, juga natural sehingga mudah dipahami. Berbeda dengan awal-awal cerita yang didominasi oleh narasi, ketika plot mulai bergerak menuju konflik, cerita lebih banyak digerakkan oleh dialog.
Ketiga, kekuatan karakter
Karakter utama novel ini adalah tiga remaja : Mukhlis sebagai karakter utama, dan dua karakter pembantu utama : Alif dan Rifki. Mukhlis digambarkan sebagai remaja yang selalu penuh rasa ingin tahu, nekad tetapi pemberani dan jujur, Alif sebagai remaja yang dijadikan pengemis oleh pamannya sendiri dan kerap mengalami perlakuan tidak menyenangkan, dan Rifki, si anak kota yang hidup berkecukupan dan punya jiwa setia kawan serta suka menolong.
Ketiga karakter ini digambarkan dengan hidup, sifat dan kondisi psikisnya relevan dengan latar kehidupan masing-masing, serta konsisten sampai akhir cerita.
Inilah tiga kekuatan novel ini yang membuatnya layak menjadi pemenang ketiga kompetisi novel remaja Indiva tahun 2019. Perpaduan antara karakter khas remaja dan jalan cerita penuh petualangan dan muatan lokalitas, menjadi kombinasi yang cerdas dalam mengantarkan amanat novel ini tentang arti persahabatan, kejujuran, keberanian dan ketangguhan.
Judul : Petualangan Tiga Hari
Penulis : Dian Dahlia
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Tahun : 2020
Tebal : 256 hal
Harga : Rp. 60.000,-
