Oleh Kak Asri Istiqomah
Sobat Filmi tahu apa itu mading? Iyalah, masak belum, sih. Mading atau majalah dinding adalah salah satu media cetak, layaknya buku, koran, majalah, dan buletin. Dinamakan media cetak karena mading dalam pembuatannya menggunakan metode tulis dan gambar. Contohnya membuat artikel-artikel atau syair dan gambar. Tapi bedanya dengan buku, majalah, buletin dan koran adalah, bahwa mading itu ditempel di dinding… Ya iyalah… secara majalah dinding gitu!
Mading sebenarnya adalah wadah kreativitas dan aspirasi seseorang, makanya bisa dinamakan juga dengan media komunikasi. Misalnya seseorang yang punya kecenderungan dengan seni, baik seni lukis, menulis cerpen, menulis puisi dan syair, maka hal itu bisa ditampilkan di mading. Tapi tunggu dulu… kreativitas di sini tidak hanya dibatasi hanya kreativitas seni aja lho…!
Semua orang dengan kecenderungan apapun bisa membuat mading sebagai sarana komunikasinya. Misalnya yang hobi sepakbola dan nonton bola, maka mading bisa menjadi sarana komunikasi antara orang-orang yang mempunyai hobi yang sama. Dalam madingnya, bisa memuat segala sesuatu tentang sepak bola, mulai dari jadwal pertandingan bola, trik bermain bola, sampai biodata para pemain bola. Wuih… bakal seru banget dan menarik bagi kalangan pecinta bola! Atau bagi seseorang yang suka dan hobi masak atau memelihara tanaman, maka madingnya bisa memuat hal-hal yang berkaitan dengan masak-memasak dan tanam-menanam. Alhasil… orang-orang yang mempunyai hobi sama akan serius mantengin mading itu. Namanya juga ngerasa sehobi he…he…
Mading = Kuno. Masa sich???
Sebagian orang mengatakan membuat mading konvensional atau mading pake tangan itu kuno. Sekarang kan sudah ada mading on line, buat apa capek-capek bikin mading konvensional kayak gitu. Cape deh…!!! Eit…eit…eit…jangan salah ya, sekarang nih yang namanya mading itu bukan hanya sebagai media komunikasi cetak, tapi juga menggabungkan unsur seni. Sehingga mading bukan media konvensional lagi, tapi media komunikasi yang unik dan menarik. Bahkan sekarang, banyak instansi yang mengadakan kompetisi mading. Dan hsilnya, ck…ck…ck… keren abiz… jauh dari kesan konvensional!
Jadikan mading kamu unik!!!
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa mading yang unik itu bisa membuat semua senang untuk melihat dan membaca, dan rela mantengin berjam-jam, maka sudah seharusnya kita bikin mading kita beda dari biasanya. Bikin yang lebih unik, biar orang juga tertarik. Ini dia tips n triknya…!
Pertama, Bentuk Team!
Yang namanya buat majalah, nggak mungkin bisa dikerjakan satu orang. Kalaupun bisa,satu orang itu pasti keteteran banget deh! Dan belum tentu hasilnya juga oke. Nah, begitu juga kalau kita bikin mading, kita perlu tim. Jadi, sebelum memutuskan mau buat mading seperti apa, kita harus cari tim yang bisa bekerjasama dengan baik, biar nanti pas buat mading, bisa selesai dengan optimal. Tim yang dibutuhkan tergantung dari seberapa besar mading yang akan kita buat. Kalau madingnya sedang, maka 6 orang sudah cukup untuk menjadi 1 tim solid.
Dalam tim itu harus ditentukan strukturnya dan jobnya masing-masing. Pembagian struktur ini bisa dilakukan dalam rapat redaksi. Rapat redaksi itu juga diadakan untuk menentukan tema, waktu terbit dan bahan (media) apa yang digunakan.
Kedua, Tentukan Temanya!
Mading, seperti juga majalah harus punya laporan utama atau bahasan utama. Nah, menentukan tema berarti menentukan menetukan bahasan utamanya apa. Kalau mading kamu adalah mading regular, misalnya mading sekolah atau kampus, maka tentuin sekalian tema laporan utama dalam setahun itu. Sinkronkan dengan waktu terbit madingmu. Misal, salah satu edisi madingmu terbit di sekitar bulan Ramadhan. Bulan suci ini bisa jadi tema laporan utama. Atau dekat-dekat dengan bulan Agustus, kamu bisa angkat tema tentang kepahlawanan. Dengan menentukan tema besar selama 1 tahun penuh, kamu enggak perlu mikir-mikir lagi tema edisi depan apa ya. Tinggal kumpulin bahannya. Oke?
Ketiga, Tentukan Rubrik Isi!
Selanjutnya, tentukan rubrik isi madingnya. Sebuah mading bisa berisi sekitar 10 rubrik, tergantung kapasitas luas medianya. Sebelum menentukan isinya, tentu kamu tentukan dulu ukuran fisik medianya. Setelah itu, baru bisa kamu tentuin apa saja rubrik-rubrik madingmu. Kemudian, bagilah tugas bikin rubrik itu kepada para anggota kru madingmu. Katakanlah, satu tim madingmu berisi 6 orang –termasuk ketuanya; 1 orang kamu serahi tugas sebagai desainer, 5 orang lainnya sebagai penanggung jawab rubrik. Jika ada 10 rubrik, 1 orang bertanggung jawab terhadap 2 rubrik. Mudah bukan?
Oh, ya untuk masalah format dan rubrik mading ini, ada satu catatan: berimprovisasilah sesuai imaginasi kamu. Jangan copy paste mading orang lain. Liat-liat buat referensi sih boleh, tapi jangan jadikan patokan. Pokoknya imaginasi Sobat Filmi bisa lebih dikembangin lagi.
Jadi, silakan mengotak-atik ukuran mading. Silakan juga mengotak-atik isi madingnya. Kamu juga bisa memberi aksesoris yang kamu mau. Apa aja. Tapi ingat, Sobat Filmi harus memperhitungkan pembaca. Karena mading yang dibuat itu kan untuk dibaca, so harus tetap mengutamakan kenyamanan mata si pembaca. Jangan sampe mading kita bikin orang nabrak, lantaran silau banget man! Jangan menempelkannya terlalu tinggi, pembaca lain yang mungkin punya badan tidak terlalu tinggi, bisa pegel-pegel nanti. Trus, tulisannya jangan kecil-kecil kayak semut… kasian para pembaca yang nggak bisa baca tulisan kecil, tuh… temen-temen yang pake kacamata… he…he…! Selain itu, Sobat Filmi juga perlu perhitungkan rubriknya, jangan serius semua, tapi juga jangan humor semua, yang penting pembaca nyaman dan santai membacanya.
Gimana? Sudah ada gambaran tentang membuat mading yang unik dan menarik kan? So, jangan ragu berkreasi dengan mading. Karena mading itu wadah kreativitas dan komunikasi tanpa batas. Selamat berkreasi!!!
Penulis: Kak Asri Istiqomah
Langsung tertarik dengan Pohon Mading.Kenapa gak pernah kepikiran yah…padahal di kelas banyak sekali tema pohon: pohon literasi, pohon prestasi, class family tree, pohon karakter.
Btw….pengin eksekusi gpp ya…copas modelnya…isinya beda kok…wkwkwk