Jerit Mencericit Suara Rakyat

5
154

Suara Rakyat

Rakyat menjerit!
bagaikan binatang melata
merayapi tembok penguasa
bercericit saling bersahutan
lenggak lenggok seperti biduan di jalanan
Tapi, tak ada satu pun balik badan
Oh! ternyata ada yang bersuka ria bertepuk bergembira
untuk petinggi yang merayakan kelahiran

Rakyat pun menjerit
bersumpah serapah
suara binatang jalang didendangkan
membakar lukisan wajah-wajah yang penuh kutukan.

Hingga ada yang bersuara dengan toa,
“Suara cericit kami tak ada satu pun yang didengarkan!” teriak seorang perempuan renta.
mulut disumpal kain hitam
wajah-wajah renta balik badan menuju rumah keabadian
kembali meratapi perihnya kehidupan

Karanganyar, 7 September 2022

Perempuan Berselimut Tanah

Ada perempuan berselimut tanah
Diinjak injak kaki gajah
Menjerit suara berpaut pada sebatang kayu
Hangus terbakar melepuh di mataku
Suara itu bagaikan klakson keras sekerasnya
Menggugurkan gunung merbabu pecah tanpa tersisa.

Perempuan itu menjerit hingga ditelan api lancip
Hingga tulang belulang berceceran di tanah merah darah
Suara hati terdengar pilu
hilang lenyap

Perempuan itu berjam-jam berselimut tanah merah
Merunduk berpayung caping gunung
di sebuah ruang yang bergema suara gemuruh
terlihat orang-orang berdasi dan beradu pasal demi sekeping logam.

Perempuan menjerit tanpa lelah
Bersuara lantang demi segumpal tanah yang direbut paksa hingga merah darah
Perempuan berjejer merapat merayap
Entah sampai kapan?

Karanganyar, 10 September 2020

Jangan Berharap Ada Senyum

Jangan berharap ada senyum

pada jiwa jiwa yang meronta,

Mereka mengaum bahkan menggigil

dari balik selimut jerami,

Penantian berhari hari pada sebiji sawi dan padi tak kunjung tiba.

Mereka meraung-raung,  membabi buta, membabat harapan untuk kembali menikmati kemegahan yang ratusan tahun dibangun penuh dengan peluh.

Suara tangis di sepanjang jalan mendendang tak beriirama.

Meratapi tembok megah sambil berteriak, “Tolong kembalikan hak kami sebagai warga! Hak untuk menikmati sebiji sawi, padi, gandum, agar perut bumi kembali subur.

Sudah berlarut larut perut bumi buncit.”

Sekian purnama mereka menahan dahaga hanya keringat yang dijilat.

Tak mampu lagi bersuara menuntut hak sebagai warga.

Kata dunia negaraku makmur sentosa lima ekonomi besar dunia.

Ternyata dibalik itu semua rakyat menderita.

Jangan harap ada senyum

cukup air mata yang tersenyum

Karanganyar, 6 Desember 2022

5 COMMENTS

  1. Melt.. Sambil bertanya..
    Puisi jerit hati ummat yang pilu menyayat begini apa bernasib sama dengan isinya?? Bagai lalat hinggap diujung hidung.. Dikibas dan terlepas..
    Sayang.. Sungguh sayang..

    Kontennya serasa mewakili pak.. Peka dan menjiwai.. Puisinya bagus..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here