Resensi Novel Anak Penuh Petualangan

0
102

Judul : Terjebak di Markas Rahasia
Penulis : Eika Vio
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Halaman : 152 hlm, 14 x 20 cm
ISBN : 978-623-253-044-7
Peresensi : Uda Agus

Novel bertema sejarah? Udah biasa. Novel fantasi dan petualangan anak? Udah banyak. Nah, bagaimana jika novel fantasi dan petualangan anak dengan latar sejarah? Wah, ini baru seru. Paket komplit itu bisa kita dapatkan dalam karya pemenang kedua Kompetisi Menulis Indiva kategori novel anak yang berjudul Terjebak di Markas Rahasia. Nah, belum baca aja udah ketahuan kan kalau novel ini keren.

Novel ini berkisah tentang Satya, sulung dari dua bersaudara yang kabur dari mamanya karena dilarang bermain game online. Dalam usahanya untuk kabur dari rumah, Satya tersesat dan harus berhadapan dengan seekor ular besar. Dalam upayanya menghindari sang ular, Satya kemudian terperosok ke dalam lubang gelap dan diselamatkan oleh anak sebayanya bernama Raga. Tapi Satya sangat kaget begitu mengetahui saat itu ia sudah berada di zaman penjajahan Jepang, tahun 1942. Bagaimana bisa?

Eika Vio, penulis novel ini bercerita dengan alur maju-mundur-cantik, hehe. Alur maju-mundur bisa jadi akan membingungkan bagi sebagian anak. Tapi Eika mengemasnya dengan cantik, sehingga membuat novel ini semakin seru.

Novel dengan sasaran pembaca anak usia SD ini sangat kental dengan aroma lokalitas. Kekayaan budaya Indonesia (dalam hal ini daerah Rancaekek yang menjadi setting utama) dengan mudah akan kita temui dari satu halaman ke halaman selanjutnya. Seperti penggunaan dialek Sunda dalam beberapa dialog. Contohnya: “Teu kunanaon?” (hal. 29), “Nami anjeun saha?” (hal. 106).

Selain penggunaan dialek Sunda, pengenalan beberapa peralatan tradisional juga menambah kekentalan lokalitas dalam novel ini. Seperti penggunaan kata boboko (tempat nasi dari anyaman bambu atau rotan) pada halaman 44, dan leuit (tempat menyimpan gabah dan beras) pada halaman 125. Eika Vio berusaha memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia lewat karyanya ini.

Seperti yang dikatakan oleh Gabriela Agmassini, “Memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, seperti makanan khas, mainan, pakaian adat, serta musik, dan tari bisa menambah wawasan anak dan menumbuhkan ketertarikan untuk mempelajarinya. Jika anak tertarik dan mau mempelajari ragam budaya tersebut, budaya tradisional Indonesia bisa terus bertahan dan diperkenalkan ke banyak orang dari tahun ke tahun.”

Seperti yang tadi disebutkan di atas, novel ini ber-setting tahun 1942, zaman penjajahan Jepang. Penulis dengan sangat apik telah meramu beberapa fakta sejarah yang disajikan dengan sangat apik terkait penjajahan Jepang di Rancaekek. Kelogisan dan fakta-fakta sejarah yang dituangkan, serta peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada saat itu, benar-benar menjadikan novel anak ini mempunyai aroma sejarah yang sangat kental. Di sini, terlihat sekali kalau penulis benar-benar melakukan riset dalam melahirkan karya.

Pesan moral? Jangan ditanya lagi. Novel ini memang sangat layak mendapat apresiasi sebagai pemenang kedua penulisan novel anak. Pesan-pesan penting buat anak bangsa dituliskan tanpa kesan menggurui. Nilai-nilai persahabatan, cinta tanah air, semangat pantang menyerah, dan rela berkorban, serta beberapa karakter penting dalam menanamkan kepribadian yang baik untuk anak bertebaran dalam lembaran-lembaran novel ini.

Lalu, bagaimana ceritanya hingga Satya bisa terlempar ke masa 78 tahun lalu? Dan bagaimana caranya ia untuk kembali ke masa sekarang? Temukan jawabannya dengan membaca langsung novel yang ditulis oleh Ketua Divisi Karya FLP Wilayah Jawa Barat Periode 2019-2021 ini. Kamu akan diajak berpetualang sambil belajar sejarah. Jangan sampai nggak, ya?


Previous articleSimfoni Bunga Rumput 15
Next article5 Tips Membeli Token Listrik Hemat Biaya Admin
Uda Agus
Belajar menulis secara autodidak. Saat ini bergabung dengan FLP Cabang Paliko (Payakumbuh - Lima Puluh Kota). Tulisan pertama dimuat di majalah Annida (Juli, 2001). Buku perdana kumcer Ngebet Nikah (DAR! Mizan, 2004). Tahun 2013 diundang sebagai emerging writer dalam Ubud Writers and Readers Fetival. Sejak tahun 2011 konsisten menggelar Lomba Menulis Cerpen Bersama Uda Agus (LMBUA) hingga sekarang. Berdomisili di Payakumbuh, mengelola Pustaka Dua-2 (Rumah Baca dan Diskusi Sastra) dan www.pustaka22.com. Bisa dihubungi via uda_agus27@yahoo.com atau 085274244342.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here