Launching Fiksi Islami dan Webinar Literasi

2
45

Ahad, 13 November 2022 Fiksi Islami resmi diluncurkan. Padahal sebenarnya website ini sudah mengudara dan menyapa pembacanya sejak 20 September 2022. Namun mengapa baru sekarang diresmikan? Founder dan tim Fiksi Islami ternyata tengah menyiapkan konsep terbaik agar website ini tidak hanya sekadar mengudara tanpa memiliki visi dan misi yang jelas. Hadirnya Fiksi Islami diharapkan dapat menjadi jembatan literasi untuk berkarya dan dapat menebarkan kebaikan pada masyarakat secara luas.A

genda kegiatan yang disiapkan Fiksi Islami ini ternyata tidak hanya untuk peluncuran website Fiksi Islami saja. Di sana diadakan pula webinar literasi dengan tema “Tips Asyik Menulis” sehingga peserta yang hadir dalam peluncuran ini dapat mengunduh ilmu secara gratis dari para pembicara yang sudah ahli di bidangnya, serta dapat mengetahui bagaimana naskah—baik fiksi atau nonfiksi—yang layak terbit di Fiksi Islami.

Tiga pembicara tersebut adalah Kak Rianna Wati, penulis dan dosen FIB UNS. Di Fiksi Islami ia menjadi redaktur bagian fiksi. Ada Kak Asri Istiqomah, penulis dan Trainer Motivasi. Di Fiksi Islami ia menjadi redaktur bagian nonfiksi. Terakhir ada Kak Afifah Afra, selaku CEO Indiva, Pemred Fiksi Islami dan juga penulis yang sudah berpengalaman. Acara launching dan webinar ini dimulai pukul 09.00 WIB. Lalu dilanjutkan dengan bacaan ayat suci Al-Quran. Setelah itu masing-masing pembicara mendapatkan kesempatan untuk memberikan materi pada peserta terkait tips bagaimana menulis asyik dan menarik.

Pembicara pertama kita ada Kak Asri. Di sini Kak Asri memaparkan tentang asyiknya menulis nonfiksi. Semua yang kita butuhkan saat ingin memulai menulis nonfiksi dibahas dengan tuntas dan mudah dipahami. Mulai dari pengertian tulisan secara luas hingga pengertian naskah nonfiksi itu sendiri. Lalu dijelaskan pula alasan yang harus kita miliki saat ingin menulis. Kalau kata Kak Asri Strong WHY. Alasan atau motivasi yang melatarbelakangi keinginan menulis itu harus kuat. Tak masalah kita menulis karena cuan, ketenaran, menyebarkan ideologi atau untuk berdakwah. Semua sah-sah saja. Dengan catatan motivasi yang kita miliki memang luat. Saat motivasi kita kuat, apa pun yang terjadi semangat menulis kita akan tetap berkobar.

Kak Asri juga menjelaskan jenis-jenis naskah nonfiksi, ciri-ciri naskah nonfiksi, serta bagaimana menjaring ide dan tahap pra penulisan. Sehingga pengetahuan kita tentang naskah nonfiksi semakin kuat dan melekat. Bahkan bisa jadi motivasi kita dalam menulis pun semakin meningkat.

Pembicara kedua ada Kak Rianna yang mengupas tuntas tentang bagaimana cara menulis naskah fiksi. Apa saja yang perlu kita siapkan saat ingin menulis naskah fiksi yang menarik dan layak terbit. Bagaimana membangun ide, pentingkah mind mapping saat menulis, bagaimana mengatasi kendala saat menulis dan banyak lagi. Menurut Kak Rianna saat kita ingin menjadi penulis maka agar kita mudah menjaring ide, sebaiknya kita harus menjadi pengamat unggul, lebih peka pada keadaan sekitar, banyak membaca, berpikir berbeda atau out of the box, menjadikan pengalaman sebagai sumber ide dan jangan ragu menulis ilham ada ide yang mendadak muncul di kepala kita.

Masih menurut pemaparan Kak Rianna, saat mau menulis kita harus memulainya dari mana? Kita dapat membantu langkah penulisan dengan membuat mind mapping atau outline yang menggambarkan garis besar cerita yang akan kita tulis. Agar terbiasa menulis kita bisa memulainya dengan menulis diary atau sekarang lewat status media sosial. Siapa tahu nanti tulisan itu bisa menjadi kisah berhikmah. Kalau kita sering membaca, buatlah catatannya, nanti tulisan itu bisa menjadi resensi dan lain sebagainya.

Kak Rianna juga memberikan pesan saat kita ingin menulis kita harus memosisikan diri kita dalam tiga peran. Pertama, sebagai penulis yang memiliki ide. Kedua sebagai editor yang siap mengedit kembali hingga tulisan rapi dan layak dibaca serta dimuat. Ketiga sebagai pembaca yang menjadi penilai, apakah tulisan atau ide itu menarik atau tidak saat dibaca orang lain.

Saat menulis kadang kita mengalami kendala atau kesulitan. Misalnya kesulitan dalam menggarap sebuah ide karena kurang wawasan, kosa kata masih sedikit, masih kesulitan membuat paragraf pembuka dan judul yang menarik, belum dapat mengeksekusi ide yang sama dengan cara yang lebih unik atau mendadak punya ide baru yang lebih menarik untuk diselesaikan lebih dahulu. Hal itu dapat kita atasi dengan memperbanyak bacaan, berdiskusi, belajar menambah kosa kata dengan mebaca kamus dan membuat mind mapping. Sehingga kita memiliki gambaran apa yang akan kita tulis dan tidak mudah mengalami kebuntuan menulis karena bingung di tengah jalan.

Medengarkan pemaparan dari para pemateri akan membuat semangat kita semakin kuat untuk menulis. Karena menulis itu bisa dilakukan siapa saja. Menulis adalah proses kreatif bukan hanya soal bakat. Kita pun menjadi memiliki gambaran yang lebih luas tentang bagaimana cara menulis yang tertata dan lebih berpeluang menjadi tulisan yang menarik.

Pembicara ketiga ada Kak Afra. Setelah Kak Asri dan Kak Rianna yang berbicara teknik kepenulisan, di sini Kak Afra lebih banyak membahas tentang visi dan misi hadirnya Fiski Islami serta harapan yang disematkan pada website ini. Kak Afra memaparkan kegelisahannya tentang banyaknya media yang mulai tumbang, sehingga semakin sedikit media yang dapat menjadi tempat atau rumah para penulis untuk mempublikasikan karya mereka. Kalaupun saat ini media media platform yang hadir mewarnai dunia literasi, kebanyakan mereka hanya menginginkan keuntungan komersial semata atau alasan lainnya.

Fiksi Islami hadir untuk menjadi jembatan literasi yang memiliki visi dan misi yang lebih jelas. Kak Afra berharap dapat memberikan jalan terbaik bagi para penulis Indonesia untuk menghasilkan karya yang bermanfaat untuk banyak pihak. Seperti taglinenya “lembutkan nuranimu” Semoga harapan itu dapat menjadi kenyataan dan menjadi angin segar bagi dunia literasi.

Sesi terakhir ada tanya jawab pada pembicara, yang sedikit banyak akan membuat kita belajar tentang pentingnya menikmati suatu proses. Dalam menulis kita tidak hanya fokus pada cepat atau lambatnya sebuah naskah berhasil dimuat, tetapi nikmati prosesnya untuk belajar lebih sabar dan tidak mudah menyerah untuk terus berkarya. Tidak ketinggalan acara peluncuran dan Webinar ini juga menyediakan banyak doorprize menarik bagi para peserta. Senang sekali bukan, dapat belajar gratis dan jika beruntung dapat hadiah menarik. Sukses selalu untuk Fiksi Islami semoga semakin banyak menebar manfaat untuk masyarakat. (Ratnani Latifah)

Srobyong, 13 November 2022


2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here