Dikejar-Kejar Cowok Posesif

0
256
cowok posesif
ilustrasi (pinterest)

Seorang Sobat Filmi dari Palembang curhat begini kepada Ustadz Wijayanto. “Assalamualaikum! Bantu aku dong, Ustadz! Aku kudu gimana, neh? Sekarang aku lagi dikejar-kejar sama cowok posesif! Sampai-sampai dia ndak membolehkan saya untuk menerima telepon dari ikhwan lain. Padahal kan, aku bukan siapa-siapanya. Yang perlu ustadz tahu, dia tuh teman dekatku. Gimana dong Tadz?

Curhat ini disampaikan via Majalah Gizone, dan dijawab oleh Ustadz Wijayanto. Dengan seizin pemilik Majalah Gizone, Redaksi Filmi mempublish ulang jawaban ini, tentu biar semakin bermanfaat kan, buat pembaca sekalian. Ini jawaban Ustadz Wijayanto.

Wa`alamualaikum wr wb. Adik Lia di Palembang, cinta adalah anugerah, Imam Ghozali mengatakan manusia yang kehilangan rasa keindahan dan kecintaan ibarat keledai. Maka, Allah pun menegaskan bahwa manusia normal harus ada ketertarikan terhadap lawan jenis (QS 3:14). Justru, musibah akan terjadi kalau manusia sudah tidak lagi ada ketertarikan dengan lawan jenis. Jadi, dicintai dan mencintai adalah fitrah kemanusiaan. Persoalannya adalah bagaimana kita bisa mengendalikan, mengatur dan memenejnya. Dengan cinta, orang mendapat berkah, tapi dengan cinta, orang juga bisa mendapat laknat. Berkah dan musibahnya cinta sangat tergantung kepada bagaimana kita menyusunnya.

Pertama, bersyukur kalau masih ada yang mencintai kita, karena menyenangkan orang lain pun bagian dari keberagamaan. Kedua, agama harus dikedepankan sehingga membingkai seluruh perasan cinta yang ada, karena cinta dan benci karena Allah itulah yang mendapatkan perlindungan di hari kiamat kelak. Ketiga, usahakan kecintaan orang lain kepada kita bukan karena outer beauty tapi juga inner beauty itu lebih penting.

Keempat, jaga terus hubungan sehat dan benar dengan cowok yang nembak Anda, karena keselamatan manusia dalam beragama tergantung di antara dua bibir dan di antara dua paha (mulut dan kehormatan). Kelima, usahakan tidak ada eksploitasi fisiologis, meskipun dik Lia mungkin ada ketertarikan dengan cowok tersebut secara psikologis. Dengan kata lain jangan ada aktivitas pacaran ala ero-amerika yang pasti dilarang dalam agama. Keenam, semua ikatan cinta sebelum terjadinya akad nikah belum melahirkan hak dan kewajiban, jadi, pertimbangkan manfaat dan madhorot yang bisa dilakukan selama ada hubungan dengan cowok tersebut, tentu dari perspektif agama. Ketujuh, teruslah istiqomah dalam beragama agar tidak mudah tergoda rayuan syetan dalam perasaan cinta yang ada.

Kedelapan, berdoalah dan mintalah pertimbangan kepada ahli agama yang  Dik Lia kenal atas masalah ini. Terakhir, buatlah prioritas kepentingan untuk yang harus Dik lia perbuat sekarang. Semoga Allah memberkahi dan melindungi Dik Lia di Palembang. Wassalamualikum  wr wb.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here