Alhamdulillah, Ramadan Mubarak telah datang. Banyak keberkahan dan kebaikan yang Allah curahkan kepada kita selama bulan Ramadan, di antaranya dilipatgandakan pahala amal dan diberikan ampunan tak terbatas kepada siapa saja yang menjalankan ibadah Ramadan dengan penuh keikhlasan.
Kegembiraan menyambut bulan Ramadan ini hendaknya juga diajarkan dan diturunkan kepada anak-anak kita, agar mereka juga terbawa dengan suasana kegembiraan Ramadan. Kenalkan mereka dengan indahnya suasana Ramadan dan nikmatnya menjalankan ibadah Ramadan seperti puasa, tarawih, tilawah Al-quran, bersahur, berbuka, iktikaf, dan beragam ibadah lainnya.
Nah, khusus untuk puasa, mengenalkan ibadah istimewa ini selama Ramadan akan memberikan dampak kebaikan kepada anak kita, antara lain untuk mengajarkan bersabar, disiplin, dan juga melatih rasa peduli kepada orang yang kekurangan.
Tapi, melatih anak berpuasa apalagi sebulan penuh tentu bukan perkara yang mudah. Pasti para orangtua mengalami dilema dalam setiap proses mengenalkan tersebut. Misalnya saja anak susah dibangunkan untuk sahur, rewel saat puasa, ingin membatalkan puasa, dan lain sebagainya.
Apa saja tips yang bisa dilakukan untuk mengajarkan puasa kepada anak-anak? Berikut penjelasannya.
1. Berikan motivasi jauh-jauh hari sebelum Ramadan
Agar anak merasa excited dengan bulan Ramadan dan segala keistimewaannya, sering-seringlah mengajak anak berkisah tentang indahnya Ramadan dan nikmatnya beribadah di bulan itu. Nikmatnya sahur, nikmatnya buka puasa, nikmatnya ramai-ramai tarawih ke masjid, nikmatnya berpuasa, dan tentu saja bahagianya saat hari raya tiba.
Anak-anak yang sering mendapat suntikan motivasi tentang Ramadan akan merasa bahagia dan tidak sabar dengan kedatangan bulan Ramadan. Mereka juga akan excited untuk belajar berpuasa, tadarus, tarawih, dsb.
2. Berlatih secara bertahap
Dikarenakan anak-anak belum mencapai masa balig, maka kita tidak boleh memaksakan anak harus puasa penuh secara serta merta. Namun, ajarkan mereka dengan bertahap. Misalnya saat mereka usia TK ajarkan anak berpuasa setengah hari/ sampai azan zuhur. Saat mereka mulai kelas 1 SD, ajarkan untuk berpuasa sampai lebih dari zuhur, misalnya sampai azan asar. Begitu seterusnya sampai mereka bisa berpuasa penuh.
Mengapa kita tidak boleh memaksakan anak yang belum balig untuk berpuasa penuh? Karena mereka belum dikenakan kewajiban untuk beribadah seperti salat, puasa, dll.
Dari Ali ra, dari Nabi Saw, Beliau bersabda, “Pena (pencatat amal) akan diangkat dari tiga orang. yaitu: dari orang tidur sampai ia bangun, dari anak-anak sampai ia balig, dan dari orang yang gila sampai dia sadar (berakal).” (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud, At Tirmidzi)
Nah, jadi jangan membanding-bandingkan anak kita dengan anak orang lain jika belum bisa puasa penuh. Dan jangan juga julid sama anak orang lain yang masih belajar puasa setengah hari. Biarkan mereka belajar puasa dengan lebih bahagia tanpa merasa dipaksa.
3. Alihkan perhatian mereka saat merasa lapar dengan beragam aktivitas atau mainan yang menyenangkan
Normal kalau anak-anak rewel saat lapar dan haus, kita yang dewasa saja merasakan lapar dan haus juga kan. Bedanya orang dewasa bisa menahan karena keyakinan kita sudah kuat, tetapi anak-anak belum memahami soal keyakinan itu. Maka, jika mereka rewel kita bisa mengalihkan perhatian mereka dengan mengajak bermain yang menyenangkan. Orang tua bisa menyediakan mainan yang menyenangkan bagi mereka.
Dari Ar Rubayyi’ binti mu’awwidz, ia berkata, …. “Kami berpuasa setelah itu. Lalu anak-anak kami pun turut berpuasa. Kami sengaja membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika salah seorang dari mereka menangis merengek-rengek minta makan, kami memberi mainan kepadanya. Akhirnya mereka bisa turut puasa hingga waktu berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Sediakan makanan untuk berbuka dan bersahur yang menggugah selera
Jadikan waktu berbuka dan bersahur menjadi momen menyenangkan bagi anak-anak. Sediakan makanan yang membuat mereka berselera, terutama pada masa sahur di mana anak-anak cenderung tidak berselera untuk makan.
Tawarkan apa yang ingin mereka makan saat sahur dan buka, tentu saja disesuaikan dengan kondisi kantong orangtua. Makanan yang menggugah selera tidak harus mahal, yang penting anak-anak suka, dan tentu saja harus yang bernutrisi agar anak tetap sehat berenergi saat berpuasa.
5. Hargai setiap usaha anak
Hargai sekecil apapun usaha anak saat mereka melakukan ibadah, tidak hanya puasa saja. Misalnya mereka senang saat sahur dan puasa, puji mereka, katakan mereka anak keren dan hebat. Begitupun saat mereka bisa puasa setengah hari, puasa sampai asar, apalagi puasa full sampai magrib. Katakan bahwa kita bangga dengan mereka.
6. Berikan hadiah saat mereka berhasil berpuasa dan melakukan ibadah Ramadan lainnya
Sesekali kita memberikan apresiasi atas usaha anak saat mereka berhasil berpuasa atau melakukan ibadah Ramadan lainnya, apresiasi itu bisa dengan memberikan hadiah kepada mereka. Mungkin sebagian orang tidak setuju dengan cara ini, menganggap anak akan melakukan hal baik hanya untuk sebuah hadiah. Tapi, bukankah Allah juga menjanjikan hadiah kepada kita saat menjalankan perintah-Nya, seperti rida dan surga Allah, dan kita juga boleh beramal untuk mendapatkan surga Allah.
7. Ciptakan suasana Ramadan yang menyenangkan
Agar anak menjadi lebih bahagia dan bersemangat menjalankan ibadah selama Ramadan, ciptakan suasana Ramadan yang asyik di rumah kita. Misalnya kita bisa mengajak anak mendekorasi rumah bertema Ramadan, mengajak ngabuburit di masjid-masjid yang ramai dengan kajian, mengajak tarawih keliling ke beberapa masjid, atau sesekali mengajak berbuka di tempat makan yang mereka sukai. Suasana Ramadan yang menyenangkan ini akan menjadi memori indah bagi mereka yang akan terus mereka bawa hingga membesar, dan membuat mereka terus merindukan suasana Ramadan di tahun-tahun berikutnya.
Demikian sedikit tips yang bisa Mom and Dad lakukan untuk mengajarkan anak berpuasa dan mencintai bulan Ramadan. Semoga bermanfaat.
Penulis: Asri Istiqomah