Telur
Mengembanglah Engkau, menjadi penerbang tangguh,
dan pulanglah sebagai telur, yang rindu peluk
Tetapi belajarlah mengarang kata, menganyam ranting
dalam bahasa kicau dan nyaman kulitmu
Saat tetas yang panjang
Kau tetaplah telur meski peluk ini tak lagi berpulang padamu
Tetaplah belajar bernyanyi, menganyam semak, lalu pulanglah sebagai telur
Cintamulya, 7 September 2018
Suara
Rangkaikan untukku bunga
Sebagai sukma
Dari tiap kalimat, yang tak bisa kaujabarkan dengan bahasa
Jika mawar adalah cinta,
dan melati adalah pesona
Maka kau, adalah tangkai yang berakar pada bicara
Berkiaslah dengan senyuman,
sehingga arti diammu sampai dengan penuh seluruh
Kepada hati yang meragukan rasa dengan gaduh,
jiwa yang membungkam adanya kata dan suara,
dari dalam kau
Sematkan di kepalaku mahkota
Dari kumpulan suka cita isyarat bahasa
Tegaklah kata sebelum membisu,
dalam sanubari, terdalam.
Sebab suara bukan tiap nada dan irama
Suara adalah tiap rasa yang membunuh sepi
Sepi yang dingin dan beku,
yang membelenggu sebagian mimpi
Sebagian hidupmu
Cintamulya, 9 Oktober 2018
Merpati
Yang terbang terbawa angin
Menemui sayap-sayap putih, bersatu
hinggap di atap gelap
Dan kembali lagi membawa cerita
yang panjang, jelang tepian awan
Yang jatuh dari separuh tubuh dan merapuh,
menembus kelambu batas sepi
Merayah lepaskan alas sampai habis terkuras,
berjawat erat rindu rendah,
keluar dari selapang rindang
Yang pergi membawa hati yang luka
Sesaat masih bertumpu mencari keberanian,
keberanian untuk terus bermimpi,
selagi hati belum terkikis kemalangan mati
Yang kembali membawa berita suka cita,
seketika berpaling kepada kebaruan yang tercipta.
Oleh satu dari yang lain tak mungkin,
bisa ada untuk mencinta
Lamsel, Mei 2018