Menulis diary bisa menjadi kebiasaan minimalis kamu dalam mengelola perasaan dan pikiran dalam kehidupan. Diary sudah tidak asing lagi bagi setiap orang pada umumnya. Catatan yang isinya lebih kepada “sampah” perasaan yang tak bisa kamu ucapkan dalam sumpah serapah. Menimbun curahan hati, keluh kesah, senang, bahagia, dan semua perasaan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Dan sekaligus menjadi teman paling ikhlas yang bersedia menerima apapun ceritamu. Menghimpun segala perasaan omelan, keluhan bahkan rintihan yang tak dapat dijelaskan oleh lisan atau bahkan oleh kata kepada orang lain.
Diary atau bisa disebut jurnal harian menyimpan banyak rahasia seseorang atas perasaannya sendiri maupun kepada orang lain. Hal ini dapat menjadi treatment tersendiri bagi orang tersebut untuk mengurai stres yang menumpuk di kepala. Di sisi lain, menulis diary bisa menjadi pengingat memori lama dengan mengenang kembali segala apa yang telah terjadi dalam kehidupan kamu bahkan perasaan yang pernah muncul. Hal tersebut dapat mengubah perspektif kita tentang masa lalu.
Berikut 6 alasan yang membuat kamu perlu menulis diary :
1. Sebagai “teman” curhat.
Kamu yang mempunyai karakter tertutup atau introver lebih cenderung menutup diri dari kehidupan sosial dan membatasi pertemanan. Sehingga hal tersebut membuat kamu tidak mudah untuk memberikan kepercayaan atas apa yang ingin kamu ceritakan kepada orang lain. Nah, menuliskannya dalam diary atau jurnal keseharian kamu bisa menjadikannya partner dalam bercerita. Rutinitas sehari-hari yang membuat kamu merasa lelah akan pekerjaan, karir, ibu rumah tangga, atau sebagai relawan sosial membuat kamu dituntut untuk menguras tenaga, pikiran bahkan materi. Dan pada suatu waktu dihadapkan pada permasalahan atau konflik yang membuat kamu harus memutar otak dan berbagi perasaan untuk menyelasaikannya.
Dalam keadaan banyak tekanan, kamu bukan hanya membutuhkan solusi terbaik, namun juga bagaimana cara mengendalikan diri agar tidak terlarut-larut dalam tekanan itu. Menuliskannya dalam diary akan lebih mudah mengeluarkan segala tekanan dalam pikiran dan perasaan agar pikiran kamu lebih tenang. Setidaknya mengosongkan ruang pikiran agar nantinya bisa termuat solusi. Karena pada prinsipnya setiap orang pasti punya solusi untuk mengatasi segala problematika, hanya saja ketika kondisi ruang pikiran sedang padat-padatnya, akan lebih susah untuk berpikir tenang. Maka saat seperti itu, cobalah menuliskannya dalam jurnal harian kamu, to do happen, to do list.
2. Sebagai self healing motivation.
Setiap orang pada dasarnya sangat membutuhkan motivasi untuk dirinya bergerak melakukan sesuatu yang dia anggap tidak bisa. Padahal kamu belum melakukan hal tersebut. Atau bahkan kamu sedang dalam keadaan kesedihan yang luar biasa, misal patah hati, kehilangan atau dikecewakan. Orang-orang dengan ciri seperti itu sangatlah membutuhkan motivasi. Motivasi bisa timbul dari dalam diri maupun dari pihak orang lain, dari perkataan atau bahkan tindakannya. Nah, menulis segala kekecewaan yang dirasakan hati dalam diary mampu memunculkan benih kekuatan dan kebangkitan itu sendiri. Dengan cara tulis segala perasaan yang kamu rasakan, meskipun harus mencaci, menghina, meratapi atau bahkan sedang jatuh cinta. Nah, emosi negatif yang telah keluar tersebut akan memunculkan emosi baru karena hormon dopamine dalam otak kamu sudah ter-refresh. Lalu kemudian secara beriringan kamu akan menuliskan apa yang akan kamu lakukan untuk menutupi perasaan emosi negatif tersebut. Tulisan-tulisan positif itu akan kamu munculkan dengan sendirinya sebagai bentuk harapan atas apa yang telah terjadi dan kamu rasakan. Tidak semua perkataan orang bisa merasuk dalam pikiran kamu, meski hal tersebut berisikan kata-kata motivasi. Karena pada dasarnya motivasi terbesar itu tumbuh dari dalam diri sendiri dan perlu dipicu untuk memunculkannya.
3. Sebagai upgrade karakter diri dan evaluasi diri.
Segala kejadian kehidupan setiap orang itu tak lepas dari perbuatan, tingkah laku dan lisan yang keluar dari mulutnya. Rutinitas yang berlebih pasti meninggalkan sikap atau omongan yang kurang baik bahkan salah. Nah, saat kamu berkeluh kesan dalam diary pasti ada yang salah dalam diri kamu, bisa pikiran atau perasaan. Sehingga pada suatu waktu kamu kembali membuka jurnal harian kamu dan membacanya, Kamu pasti heran dan berpikir “kenapa bisa kamu menuliskannya seperti itu?”. Pasti akan bertanya-tanya, “kok bisa ya?”. “Oh, ternyata aku seperti ini jika sedang dalam posisi tertentu atau sedang ada problem”. Jadi, dengan begitu akan menjadi evaluasi diri untuk meng-upgrade karakter menjadi lebih baik dari sebelumnya. Istilahnya bisa menjadi bahan untuk instropeksi diri.
4. Sejarah yang tak terulang.
Apakah kamu mengingat apa yang kamu lakukan 10 atau 15 tahun yang lalu? Dan apakah kamu tahu apa yang kamu rasakan satu tahun yang lalu? Memori manusia tak bisa menyimpan setiap detail kehidupan yang telah dijalaninya, hanya kondisi dan kejadian tertentu yang membekas atau berkesan dalam otaknya. Misal satu tahun yang lalu kamu ikut Masa Orientasi Mahasiswa Baru dan kamu sebagai perwakilan untuk berpidato. Semua kejadian-kejadian di masa lalu tidak akan bisa kita refresh kembali untuk diingat. Dengan menuliskannya, kejadian-kejadian atau momen berharga, akan membuat kamu teringat kembali dan mengenang momen tersebut. Hal itu juga bisa memicu bahagia dan kebanggaan tersendiri saat membaca ulang kisah itu bila kejadian tersebut adalah kebahagiaan. Pun begitu sebaliknya jika kejadian yang ditulis adalah kesedihan, memori kesedihan itu akan muncul kembali. Dan kisah-kisah tersebut tidak bisa terulang untuk masa yang sedang dijalani atau akan masa depan.
5. Sebagai doa dan harapan.
Selain keluh kesah, menulis kejadian kamu sehari-hari bisa menjadi harapan dan doa untuk sesuatu yang sangat kamu inginkan. Semisal kamu sedang mengalami pertengkaran dengan teman, atau keluarga. Bukan hanya sekali atau dua kali bahkan sampai berkepanjangan. Setelah kamu ceritakan masalahmu, hal ini bisa memicu kamu untuk berharap agar masalah tersebut segera terselesaikan dan tidak ada pertengkaran kembali. Atau kamu sedang mengikuti ujian sekolah, kamu dapat menulis harapan dan doa agar kamu bisa lulus.
6. Hidup menjadi teratur.
Selain cerita kehidupan tentang perasaan dan pikiran kamu. Diary bisa berfungi sebagai notulensi dan memo atau pengingat. Sebagai notulensi selain kejadian yang kamu tuliskan, kamu bisa membuat catatan terkait rencana kerja atau timeline aktivitas harian. Sehingga, apa yang ingin kamu kerjakan menjadi terarah dan sesuai target yang telah kamu rencanakan. Kamu pun bisa menulis target jangka pendek maupun jangka panjang tentang impian, karir, manajemen finansial, dan sebagainya. Karena sesungguhnya kehidupan yang teratur itu lebih mempunyai nilai dan tujuan yang jelas bagi setiap orang.
Demikian Sobat, bahwa menulis diary rutin bisa kamu jadikan salah satu treatment untuk self healing, teman curhat, notulensi harian, dan sebagainya. Itulah kenapa kamu perlu menulis diary atau jurnal harian dengan rutin. karena dengan menuliskannya akan mengurangi setengah dari kegelisahan hidup. Tapi saat menulis diary jangan hanya menulis tentang perasaan, ya, Guys, namun sematkan juga kalimat motivasi, harapan dan doa. Agar pikiran yang ada dalam otak kamu bukan hanya tenang tapi juga ada solusi. Jadi, sudah siap menulis diary?