Saat berlebaran, salah satu agenda yang sangat penting adalah saling bersilaturahim untuk bermaaf-maafan. Dalam tradisi di masyarakat kita, ada semacam sungkem terhadap orang yang lebih sepuh atau tua, dan dalam kondisi sungkem, sosok yang lebih muda akan meminta maaf terlebih dahulu kepada yang lebih tua, dan yang tua akan memberikan maaf serta doa.
Sebenarnya, dalam Islam, memaafkan bisa dimulai dari siapa saja, bisa dari yang tua kepada yang lebih muda. Pada prinsipnya, Islam mendorong umatnya untuk hidup dalam damai dan saling bertenggang rasa atau bertoleransi satu sama lain. Bermaaf-maafan merupakan bentuk pengamalan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita menunjukkan sikap toleransi, kasih sayang, dan kedamaian yang menjadi nilai-nilai penting dalam Islam.
Apa sih, untungnya menjadi pribadi pemaaf? Dalam Islam, setidaknya ada 4 faidah atau keuntungan yang bisa diperoleh jika kita menjadi sosok yang mudah meminta maaf dan juga mudah memaafkan.
Mendapatkan Pahala
Memaafkan adalah tindakan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang memaafkan orang lain dan berlaku lemah lembut terhadap sesama. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yang artinya sebagai berikut:
“Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. As-Syuura: 40)
Mendapatkan Cinta Allah
Allah SWT mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka yang memaafkan orang lain, dan dengan demikian, mereka dihindari dari kemurkaan-Nya. Allah sangat mencintai orang yang berbuat kebaikan, dan di antara kebaikan itu adalah memaafkan kesalahan orang lain, sebagainya firman Allah SWT, “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134).
Menjaga Ukhuwah Islamiyyah dan Hubungan Baik Sesama Manusia
Saling memaafkan membantu memperbaiki hubungan antar individu dalam masyarakat dan dengan sendirinya bisa menghindarkan terjadinya konflik yang bisa merusak persatuan dan keharmonisan antarsesama manusia. Karena itu, meskipun seseorang boleh membalas kejahatan yang dilakukan oleh manusia lainnya, memaafkan adalah lebih mulia, sebagaimana hadist Nabi, “Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya.” (HR Al-Anshari).
Menaikkan Derajat Di Mata Allah
Derajat seorang yang pemaaf akan melejit di mata Allah. Dia akan menjadi sosok yang tinggi di langit, meski dunia mungkin menganggapnya rendah. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).” (HR. Muslim).
Menguatkan Keimanan dan Kesabaran
Rasulullah SAW mencontohkan kesabaran dan kemurahan hati kepada orang lain, yang menjadi tuntunan bagi umat Islam untuk meneladani. Mudah memaafkan akan membuat kita menjadi sosok yang sabar dan iman pun semakin kuat.
Rasulullah SAW bersabda, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.” (HR Bukhari dan Ad-Dailami).
Menjadi Ahli Surga
Orang yang memaafkan akan menjadi penghuni surga. Kita pernah mendengar ada seorang sahabat yang disebut-sebut Rasulullah sebagai ahli surga alias dijamin masuk surga. Abdullah bin Amr, seorang sahabat Rasulullah, merasa penasaran dan kemudian menginap tiga malam di rumah sahabat tersebut untuk melihat, apakah gerangan amalan hebat yang membuatnya dijamin masuk surga. Ternyata, Abdullah bin Amr tidak mendapatkan sebuah amalan yang istimewa yang berbeda dengan para sahabat pada umumnya.
Karena itu, Abdullah pun bertanya, apakah kiranya amalan yang membuat dia disebut Rasulullah sebagai ahli surga? Pria itu menjawab kurang lebih seperti ini, “… aku selalu berusaha memaafkan mereka yang menyakitiku baik sengaja maupun tidak sengaja serta menghilangkan rasa benci, iri dan dengki kepada semua orang.”
Jadi, karakter pemaaf akan membuat seseorang layak untuk menjadi penghuni surga. Maasya Allah.
“Barang siapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di surga, hendaknya ia memaafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya, dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR. Thabrani).
Nah, itulah sejumlah keutamaan dan keuntungan yang akan diperoleh jika menjadi sosok yang pemaaf. Yuk, buka pintu hati kita untuk mudah memaafkan sesama kita. (Afra).