Ingin menjadi seorang novelis yang produktif? Mau dong. Tapi, bagaimana caranya? Bagaimana memulainya? Pertanyaan ini sangat sering saya dapatkan ketika bertemu dengan teman-teman yang memiliki ketertarikan tinggi dalam bidang kepenulisan, khususnya penulisan novel.
Mungkin ini bukan hal yang baru, karena hampir semua tulisan yang membahas soal kepenulisan, pasti akan bicara soal ini: IDE. Tetapi, memang benar, bahwa untuk bisa menulis—genre apapun, ide merupakan hal yang sangat penting.
Mendapatkan ide-ide brilian untuk menulis sebuah novel adalah tantangan tersendiri bagi seorang novelis. Jangan khawatir, ada banyak cara untuk memicu kreativitas dan menemukan inspirasi dalam kepenulisan novel.
Berikut adalah lima cara yang mungkin membantu Sobat sekalian dalam menggali ide kepenulisan novel.
Observasi
Observasi adalah mengamati sebuah objek atau proses dengan cukup mendalam dan cermat, sehingga kita bisa memiliki pemahaman yang mendetail tentang objek atau proses yang sedang kita observasi tersebut. Untuk menjadi seorang penulis, cobalah untuk menggambarkan dunia di sekitar Anda dengan lebih cermat dan mendetail. Amatilah orang-orang dan tempat-tempat yang ada di sekitar kita, juga kejadian sehari-hari yang kita alami, meskipun hanya sebuah kejadian kecil. Terkadang, ide-ide brilian dapat muncul dari detail kecil atau situasi yang tidak biasa.
Membaca Banyak Buku dan Genre Berbeda
Membaca buku adalah hal wajib yang harus dilakukan seorang penulis—termasuk menulis novel. Tentu tidak sembarang buku, tetapi buku dari berbagai genre untuk memperluas wawasan dan mendapatkan perspektif yang berbeda. Proses pembacaan yang mendalam, akan menjadi ladang subur tumbuhnya ide-ide baru baru yang segar dan menarik. Kita juga bisa mendapatkan atau belajar untuk menemukan gaya penulisan yang unik dengan membaca karya yang beraneka ragam, khususnya tentu karya-karya yang berkualitas, populer, atau mendapatkan banyak penghargaan. Bukan untuk menjiplak atau meniru gaya, namun sebagai sumber inspirasi untuk bisa menemukan ide-ide baru.
Banyak Berdiskusi
Penulis, bisa jadi adalah seorang yang terkesan “introvert”, atau kalem, tidak banyak bicara. Namun, jangan salah, banyak penulis-penulis yang terlihat kalem, ternyata saat berbicara begitu dalam dan menarik. Mereka juga biasanya merupakan seorang “partner ngobrol” yang baik, karena di satu sisi mereka memiliki banyak wawasan, di sisi lain mereka juga senang mendengarkan. Seorang penulis memang harus senang berdiskusi. Percakapan dengan orang-orang dapat memberikan wawasan baru dan membuka pintu ide yang menarik, adalah hal-hal yang paling digemari oleh seorang penulis. Jika saya bertemu dengan teman-teman novelis, misalnya dalam forum-forum kepenulisan, biasanya setelah acara selesai, kami akan diskusi panjang lebar sampai larut malam. Asyik, pokoknya! Penulis juga senang mendengarkan curhat orang. Dengan mendengarkan cerita hidup orang lain, lalu mencoba mempelajari perspektif-perspektif mereka, membedah konflik atau peristiwa menarik yang mereka alami, bisa menjadi bahan untuk membangun sebuah cerita. Tapi, awas! Jangan tulis cerita mereka begitu saja, karena bisa memicu permasalahan di kemudian hari.
Eksplorasi dan Perjalanan
Hampir semua penulis yang saya kenal, senang bepergian. Saya juga termasuk. Meski dibandingkan penulis senior—taruhlah Mas Gola Gong yang pernah berkeliling Asia, atau Mbak Asma Nadia yang sudah bepergian ke puluhan negara, tempat yang saya datangi belum sebanyak mereka, namun saya tetap senang traveling. Apalagi, suami saya juga suka menemani saya untuk bepergian—meski hanya untuk sekadar riset. Pergi ke tempat-tempat baru atau menjalani pengalaman yang berbeda dapat memberikan perspektif baru dan itu bisa menginspirasi munculnya banyak ide. Perjalanan, secara fisik atau emosional juga dapat menyumbang pengalamanan yang kreatif dan kaya makna.
Menata Puzzle-Puzzle Kehidupan
Seringkali, menulis itu memang seperti menata puzzle. Berbagai keping ide ditata, sehingga membentuk sebuah formasi yang menarik. Ketika kita diskusi dengan banyak orang, membaca, observasi dan melakukan perjalanan serta eksplorasi, kita ibarat sedang ‘belanja ide’. Ide-ide itu nanti kita masukkan ke dalam ‘kulkas ide’. Saat hendak ‘memasak ide’ menjadi tulisan, ambil beberapa ide, bahkan yang mungkin tidak terkait satu sama lain, lalu coba gabungkan! Barangkali, justru akan ada kejutan, akan ada temuan. Akan ada konsep unik yang muncul dari penggabungan elemen-elemen tersebut.
Ide itu bisa hadir dari mana saja, seringkali muncul dari kombinasi atau percampuran banyak sumber ide. Jadi, selalulah open mind, jangan menutup diri, bersikaplah terbuka terhadap berbagai pengalaman baru yang bisa kita lakukan atau kita rasakan—sejauh tentu tak bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup kita, seperti keimanan dan agama. Jangan lupa, catatlah setiap ide yang muncul kapan saja.
Penulis: Afifah Afra.