5 Karakter yang Dibentuk Dari Puasa

0
12

Halo, Sobat Filmi … tak terasa, kita sudah di penghujung bulan puasa. Bagaimana kondisi Sobat semua? Sehat-sehat, kan?

Puasa adalah salah satu ajaran penting dalam agama kita, sebab puasa merupakan salah satu dari rukun Islam. Rukun adalah tiang. Dalam sebuah rumah, tiang-tiang akan membuat rumah menjadi tegak. Demikian pula, kita mengenal ada 5 rukun atau tiang dalam Islam, salah satunya adalah puasa. Dengan puasa, kita tak hanya menegakkan bangunan Islam, tetapi juga akan membentuk banyak karakter terpuji pada diri kita.

Berikut ini adalah 5 dari banyak karakter positif yang bisa dibentuk dengan puasa yang kita jalankan secara sungguh-sungguh. Apa saja?

Karakter Disiplin dan Kendali Diri

Disiplin adalah kemampuan untuk mengontrol diri dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau mematuhi aturan, norma, atau tata tertib yang berlaku. Disiplin melibatkan konsistensi dalam menjalankan tugas atau kewajiban tanpa terpengaruh oleh gangguan atau godaan yang mungkin muncul. Disiplin dan kendali diri merupakan dua hal yang berhubungan erat. Orang yang disiplin, biasaya juga mampu mengendalikan diri dengan baik.

Saat berpuasa, kita menahan diri dari makan, minum, dan perilaku tertentu selama periode waktu tertentu. Kita tidak boleh melanggar sama sekali, misalnya minum dengan sembunyi-sembunyi di waktu siang, karena puasa akan batal dan kita mendapatkan dosa. Dengan melatih disiplin dan kendali diri ini selama puasa, kita dapat mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan dorongan-dorongan negatif dan mengarahkannya ke hal-hal yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Empati dan Kepedulian

Puasa juga mengajarkan kita untuk merasakan bagaimana jika kita mengalami kelaparan dan kehausan. Bagi orang-orang yang sehari-hari hidup dalam berkecukupan, hal ini bisa meningkatkan rasa empati kita terhadap kaum dhuafa yang selama ini kurang beruntung, sehingga untuk makan sehari-hari dengan layak saja kesulitan. Perasaan ini dapat mendorong kita untuk lebih peduli dan membantu mereka yang membutuhkan, seperti memberikan sedekah atau berbagi makanan kepada yang membutuhkan.

Kebiasaan Untuk Refleksi dan Introspeksi

Refleksi dan introspeksi adalah kegiatan bercermin atau mawas diri terhadap apa yang telah kita lakukan. Orang yang terbiasa melakukan refleksi dan instrospeksi, akan mampu melihat sisi buruk pada diri kita dan berusaha memperbaiki, dan tidak mudah menuduh orang lain. Saat melakukan ibadah  puasa, kita diberkan waktu untuk merenungkan tindakan dan perilaku kita sehari-hari. Dalam berbagai hadist disebutkan bahwa saat puasa, setan-setan dibelenggu. Sehingga jika ada keburukan yang muncul dari diri kita, itu adalah benar-benar berasal dari kebiasaan buruk kita. Inilah kesempatan kita untuk melakukan introspeksi, mengevaluasi diri, dan mencari cara-cara untuk memperbaiki hal-hal yang tercela pada diri kita.

Peningkatan Kesabaran dan Toleransi

Rasa lapar, haus, atau lelah pasti akan datang pada kita saat berpuasa. Bayangkan, setiap dini hari kita diminta bangun untuk sahur, lalu selama sekitar 12 jam dilarang makan dan minum, dan kemudian dilanjutkan anjuran untuk shalat tarawih dengan rakaat yang cukup banyak. Hal memaksa kita untuk tetap bersabar dan tetap tenang dalam menjalani hal-hal berat tersebut. Setelah selama 30 hari kita didorong untuk mengasah kemampuan kita dalam bersabar dan bertoleransi terhadap situasi-situasi sulit di kehidupan sehari-hari inilah, maka setelah puasa, akan ada peningkatan dalam masalah kesabaran dan toleransi kita terhadap orang lain.

Kehati-hatian dalam Berbicara dan Bertindak

Puasa juga mengajarkan kita untuk menjaga lidah agar tidak berkata-kata yang buruk atau menyakiti orang lain. Kita akan lebih terkendali untuk tidak mengumbar kata-kata yang buruk. Hal ini bisa membantu membentuk perilaku kita menjadi lebih baik dalam berinteraksi dengan orang lain, dengan lebih memperhatikan kata-kata dan tindakan kita.

Demikianlah beberapa karakter baik yang bisa dibentuk dengan berpuasa. Tentu puasa yang sungguh-sungguh dan dilakukan dengan keinginan bergelora untuk mendapatkan ridha Allah SWT. [Redaksi].


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here